greeting

SELAMAT DATANG | WELCOME

Senin, 24 Desember 2012

Pergeseran Makna Kata


PERGESERAN MAKNA KATA



UNTUK MELENGKAPI TUGAS MATA KULIAH
Semantik Bahasa Indonesia
yang dibina oleh Bapak Dr. Sunaryo, S.H., M.Pd.





oleh
Indah Kurniasari
(110211413055)




UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SASTRA INDONESIA
November 2012


PENYEBAB PERGESERAN MAKNA
Dilihat dari prespektif sosiologi, masyarakat secara perlahan atau cepat selalu mengalami perubahan seiring dengan perubahan jaman. Akselerasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi, memberikan andil yang cukup besar dalam mengubah tatanan kehidupan masyarakat. Perkembangan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan serta perkembangan teknologi mempunyai hubungan kausalitas. Melalui kreatifitas manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang, dan melalui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini pula masyarakat juga berkembang.
Perkembangan yang terjadi dalam masyarakat akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bermuara pada perubahan atau perkembangan cara pandang masyarakat terhadap berbagai fenomena yang ada. Di antara implikasi yang muncul akibat perubahan cara pandang ini adalah perubahan budaya. Hal ini beralasan mengingat budaya itu sendiri merupakan wujud dari produk cipta, karsa, dan rasa manusia.
Salah satu wujud dari perubahan pada ranah budaya adalah perubahan yang terjadi pada tindak berbahasa. Pandangan yang sama dikemukakan oleh Pateda (2001), bahwa bahasa berkembang terus sesuai dengan perkembangan pemikiran pemakai bahasa. Dengan ungkapan lain, karena pemikiran manusia berkembang, maka pemakaian kata dan kalimat berkembang pula atau berubah. Perkembangan atau perubahan yang dimaksud bukan saja pada aspek bentuknya (form), melainkan juga pada aspek maknanya (meaning).
Perubahan makna ini memperoleh perhatian dari para linguis sekitar awal abad ke 19 tatkala semasiologi pertama kali memperoleh perhatian dari para linguis Jerman. Selanjutnya semasiologi ini juga berkembang di Perancis melalui para ahli sosiologi bahasa, dan pada saat itu pula mereka berupaya menempatkan berbagai perubahan yang terjadi pada makna bahasa dan membuat katagori atas dasar wilayah (daerah). Di antara butir penting yang memperoleh perhatian dari mereka adalah kajian tentang objek perubahan makna, gambaran perubahan makna, sebag-sebab perubahan makna, dan berbagai faktor yang menyebabkan suatu kata itu tetap hidup (digunakan oleh penuturnya) dan suatu kata itu tidak digunakan lagi oleh penuturnya (mati). Dalam hal ini, Cohen dalam bukunya The Diversity of Meaning mengemukakan suatu pertanyaan, Apakah makna itu berubah? Pertanyaan ini dijawab sendiri olehnya, bahwa karena perkembangan bahasa seiring dengan perkembangan jaman, maka kata itu sendiri akan mendapatkan makna lain (Umar, 1982).
Menurut Aminuddin (2011:131) pergeseran atau perubahan makna disebabkan karena berikut:
1.    Akibat ciri dasar dasar yang dimiliki oleh unsur internal bahasa. Makna kata selain dapat memiliki hubungan yang erat dengan kata lainnya, juga bisa tumpang tindih.
2.    Akibat adanya proses gramatik. Kata ibu misalnya, akibat mengalami relasi gramatik dengan kota, akhirnya tidak lagi menunjuk pada “wanita”, tetapi pada tempat atau daerah.
3.    Sifat generik kata. Kata-kata dalam suatu bentuk kebahasaan, maknanya umumnya tidak pernah eksak dan sering kali bersifat lentur. Akibat adanya kekaburan dan kelunturan itu, sering kali makna kata mengalami pergeseran dari makna awalnya.
4.    Akibat adanya spesifikasi ataupun spesialisasi. Misalnya pada kata ranah, butir, semuanya mengacu pada “wilayah” dan “satuan benda”. Kedua kata tersebut ternyata telah mengalami kekhususan pemakaian sehingga ranah diberi kesejajaran makna dengan “domain”.
5.    Akibat unsur kesejarahan. Unsur sejarah yang menjadi latar penyebab pergeseran, perkembangan, dan perbahan makna dalam hal ini dapat berkaitan dengan dengan pelajaran bahasa itu sendiri dari suati generasi ke generasi berikutnya, perkembangan konsep ilmu pengetahuan, kebijakan institusi, serta perkembangan ide dan objek yang dimaknai.
6.    Faktor emotif. Unsur emotif yang menyebabkan pergeseran makna terutama ditandai oleh adanya asosiasi, analogi, maupun perbandingan dalam pemakaian bentuk kebahasaan. Terdapatnya asosiasi, analogi, dan perbandingan salah satunya menyebabkan kehadiran bentuk metaforis, baik secara antromorfis (penataan relasi kata yang seharusnya khusus untuk fitur manusia, tetapi dihubungkan dengan benda-benda tak bernyawa), perbandingan binatang, maupun sineastesis.
7.    Tabu bahasa. Penyebab pergeseran makna dapat pula dilatari unsur tabu bahasa yang dibedakan antara tabu karena rasa hormat dan takut dengan tabu penghalus. Tabu bahasa lebih lanjut juga berhubungan dengan eufimisme.

MACAM-MACAM PERGESERAN MAKNA
1.      Generalisasi (Perluasan Makna)
Perluasan makna adalah suatu bentuk kebahasaan yang mengalami berbagai penambahan makna yang keseluruhannya digunakan secara umum. Perubahan makna dari yang lebih khusus atau sempit ke yang lebih umum atau luas. Cakupan makna baru tersebut lebih luas daripada makna lama.
Contoh:
No.
Kata
Makna Sebelum Mengalami Perluasan
Makna Sesudah Mengalami Perluasan
1.     
Menarik
berkaitan dengan tali
“cantik”, “cakap”, “ganteng”, “menyenangkan”, dan “menjadikan anggota”
2.     
bapak, ibu, saudara
hubungan kekerabatan
“bapak” ditujukan untuk laki-laki yang mulai tua, dan “ibu” dihubungkan dengan orang perempuan yang mulai tua, sedangkan “saudara” untuk menyapa orang yang sebaya
3.     
Kepala
Anggota tubuh atau badan
Orang yang memiliki jabatan tinggi
4.     
Kemudi
Berhubungan dengan penyeimbang alat transportasi
Mengendalikan
5.     
Jalan-jalan
Jalan raya
Berlibur, berkunjung
6.     
Kandungan
Berhubungan dengan bayi
Isi, hal yang berada di dalam~
7.     
Jurusan
Tujuan perjalanan
Spesialisasi atau bagian disiplin ilmu yang ditekuni
8.     
Benih
Bibit yang akan ditanam di lahan pertanian
Cikal bakal, awal suatu kejadian.

Contoh pemakaian kata yang mengalami generalisasi
a.       Kepribadian anak itu cukup menarik dari segala sudut pandang.
b.      Bapak dan Ibu guru kemarin menghadiri upacara Hari Guru Nasional.
c.       Anak muda itulah yang memegang kemudi perusahaan ini.
d.      Minggu depan keluarga Basuki akan jalan-jalan ke Hongkong.
e.       Buah delima memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi.
f.       Sesungguhnya ia tidak ingin masuk ke Jurusan Sastra Indonesia.
g.      Saraswatilah yang menjadi benih pertikaian di keluarga Santoso.

2.      Spesifikasi (Penyempitan Makna)
Penyempitan makna adalah makna suatu kata semakin memiliki spesifikasi ataupun spesialisasi. Perubahan makna dari yang lebih umum atau luas ke yang lebih khusus atau sempit. Cakupan baru/ sekarang lebih sempit daripada makna lama (semula).
Menurut pandapat Stokleir, perubahan makna (termasuk pembatasan makna) melewati tiga tahapan, yakni: (a) pengaruh konteks terhadap makna khusus; (b) penggunaan kata baru di dalam kombinasinya yang bebas; (c) hubungan makna sekarang dengan makna yang lebih dahulu ada. Dalam proses perkembangan sebuah bahasa, kadang-kadang terjadi penambahan, pengurangan, bahkan kadang-kadang terjadi penghilangan sama sekali. Di bidang makna terjadi perubahan makna, baik yang menyangkut pembatasan, perluasan, kekaburan, atau berubah sama sekali. Jelas di sini peranan pemakai bahasa sangat menentukan.
Contoh:
No.
Kata
Makna Sebelum Mengalami Penyempitan
Makna Sesudah Mengalami Penyempitan
1.     
Sastra
Dalam bahasa Sansekerta memiliki makna yang luas
Dikaitkan dengan karangan yang bernilai keindahan atau mengunggah perasaan
2.     
Skripsi
Tulisan tangan
Tulisan mahasiswa yang disusun sebagai persyaratan menempuh ujian untuk memperoleh gelar S1
3.     
Guru
Pembimbing rohani, pengajar silat
Pengajar di sekolah
4.     
Sarjana
Cendekiawan
Lulusan perguruan tinggi
5.     
Pendeta
Orang yang berilmu
Pembimbing rohani agama Kristen
6.     
Madrasah
Sekolah
Sekolah berbasis Islam
7.     
Pembantu
Orang yang membantu
Pesuruh, orang yang dipekerjakan untuk membantu

Contoh pemakaian kata yang mengalami spesialisasi
a.       Karya sastra merupakan media penyalur aspirasi, perasaan pengarangnya.
b.      Sayangnya dia tidak lulus ujian skripsi.
c.       Guru adalah orang tua murid saat berada di sekolah.
d.      Tidak terduga, juragan bubur itu sarjana perternakan.
e.       Pagi-pagi itu Antonio pergi menemui pendeta di gereja.
f.       Madrasah Tsanawiyah setara dengan SMP.
g.      Walaupun ibunya seorang pembantu, tetapi Arman bisa menjadi pengusaha.

3.      Ameliorasi (Peninggian Makna)
Ameliorasi atau peninggian makna adalah suatu kata memiliki makna yang memiliki nilai atau konotasi lebih baik dari makna sebelumnya. Perubahan makna yang mengakibatkan makna yang baru dirasakan lebih tingg/ hormat/ halus/ baik nilainya daripada makna lama.
Dalam kehidupan sehari-hari, sering didapati bahwa makna kata tetap dipertahankan meskipun lambangnya diganti. Maksud pergantian lambang tersebut, yakni igin melemahkan makna, agar orang yang dikenai kegiatan tidak tersinggung. Dengan jalan melemahakan makna, kadang-kadang orang tidak akan merasa bahwa sesuatu tindakan terlalu berat.
Terjadinya peninggian makna atau penghalusan makna kata diadakan karena pertimbangan berikut: (a) pretimbangan psikologis, maksudnya agar orang tidak tersinggung perasaanya, orang tidak merasa tertekan secara psikologis; (b) pertimbangan secara politis, maksudnya agar masyarakat tidak sampai terganggu ketentramanya, mengganggu keamanan; (c) pertimbangan sosiologis, maksudnya agar masyarakat tidak resah; (d) pertimbangan religius, maksudnya orang yang dikenai kata tidak akan tertekan imannya; dan (e) pertimbangan kemanusiaan, manusia mempunyai hak yang disebut hak-hak asasi manusia, yang antara lain menyangkut martabat dan kehormatan pribadi, dan bahwa manusia yang satu dengan yang lain memiliki hak yang sama.
Contoh:
No.
Kata
Kata Sesudah Mengalami Peninggian
Makna kata
1.     
Bui, penjara, tutupan
Lembaga pemasyarakatan
Tempat untuk menahan terpidana setelah melalui proses persidangan
2.     
Dipecat, diberhentikan, dipensiunkan
Di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)
Tidak dipekerjakan lagi secara paksa
3.     
Tuli
Tunarungu
Tidak dapat mendengar
4.     
Pelacur, PSK, WTS
Kupu-kupu malam
Perempuan yang bekerja sebagai penghibur
5.     
Kakus, jamban, kamar kecil, WC
Toilet
Tempat buang hajat
6.     
Orang yang sudah tua
Manula (manusia usia lanjut)
Orang yang umurnya sudah banyak (berumur)
7.     
Pelayan toko
Pramuniaga
Orang yang melayani pembeli di toko
8.     
Korupsi, pungli, sogok menyogok
Komersialisasi jabatan, menyalahgunakan wewenang, melaksanakan penyimpangan
Melakukan tindak kejahatan keuangan negara.

Contoh kalimat yang menggunakan ameliorasi
a.       Ayahnya baru saja keluar dari Lembaga Pemasyarakatan Cibinong.
b.      Hanya karena kesalahan kecil ia di-PHK perusahaannya.
c.       Dia cantik, tapi sungguh kasihan harus menderita tunarungu.
d.      Untuk menghidupi kedua anaknya, ia terpaksa menjadi kupu-kupu malam.
e.       Sepulang dari sekolah ia bergegas menuju toilet.
f.       Kota kecil itu banyak yang manula.
g.      Departement Store sebesar itu memiliki pramuniaga yang kurang sopan.
h.      Ayahnya ditangkap KPK karena komerialisasi jabatan setahun lalu.



4.      Peyorasi (Penurunan Makna Kata)
Peyorasi atau penurunan makna kata adalah apabila suatu kata akhirnya dianggap memiliki nilai rendah atau konotasi negatif. Perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih rendah/ kurang baik/ kurang menyenangkan nilainya daripada makna lama.
Setelah dilakukan analisis dari berbagai sumber, banyak yang mencantumkan contoh peyoratif yang tidak tepat. Peyorasi perubahan makna, yang tadinya halus berubah menjadi kasar. Misalnya saja pada headline sebuah berita KPK Seret Angelina Sondakh ke Pengadilan, makna kata seret dalam kalimat tersebut dirasakan kurang sopan, melakukan penangkapan secara paksa dirasa lebih halus. Tujuan peyorasi dalam headline sebuh nerita tersebut untuk menyulut emotif pembaca.
Kalimat Presiden Soeharto dilengserkan oleh mahasiswa, kalimat trsebut mengalami peyoratif. Kata dilengserkan sejalan dengan makna diberhentikan masa pemerintahannya secara paksa. Makna dilengserkan dianggap kurang sopan.

5.      Sinestesia (Pertukaran Makna)
Sinestesia ialah perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda dari indera penglihatan ke indera pendengar, dari indera perasa ke indera pendengar, dan sebagainya.
Contoh:
a.      Suara penyanyi Erni Johan sampai saat ini masih empuk.
Kata empuk sebenarnya yang merasakan adalah indra peraba (kulit) dengan makna lunak atau tidak keras. Akan tetapi, pada kalimat tersebut kata empuk yang merasakan adalah indra pendengar( telinga) dengan makna merdu.
b.      Pidatonya hambar.
Kata hambar sebenarnya yang merasakan adalah indra pengecap (lidah) dengan makna tawar atau tidak ada rasanya. Kata hambar dalam kalimat tersebut yang merasakan indra pendengar (telinga) dengan makna monoton atau kurang menggairahkan.


c.       Model bajunya manis.
Kata manis sebenarnya yang merasakan adalah indra pengecap (lidah) dengan makna legi atau rasa seperti rasa gula. Dalam kalimat tersebut kata manis yang menangkap adalah indra penglihatan (mata) dengan makna menarik.
d.      Permen itu ramai rasanya.
Kata ramai sebenarnya yang merasakan adalah indra pendengaran dengan makna riuh rendah,meriah, orang banyak. Akan tetapi, dalam kalimat tersebut kata ramai yang merasakan adalah indra pengecap dengan makna bermacam-macam.

6.      Asosiatif (Persamaan Makna)
Perubahan makna kata yang terjadi karena persamaan sifat. Pada hakikatnya asosiasi desebabkan oleh adanya perubahan pengguna dalam lingkungan masyarakat bahasa.
Misalnya saja Pemuda itu hanya menjadi benalu di rumah kakaknya (benalu diasosiasikan dengan pengganggu atau pengacau). Berbeda dengan kalimat Ayah membersihkan benalu yang menempel di pohon mangga depan rumah kami  (benalu yang dimaksud adalah tanaman parasit/tanaman pengganggu)
Contoh yang lain terdapat pada kata “amplop”, amplop pada dasarnya adalah bungkus surat, seiring adanya perubahan lingkungan pemakaian kata “amplop” dapat diasosiasikan dengan uang suap.


Tersedia dalam bentuk PDF.
Silahkan Klik DI SINI :)

Terima Kasih atas kunjungan Anda.
Semoga bermanfaat. :)

11 komentar:

  1. makasih ya kak:) bermanfaat nih^^

    BalasHapus
  2. nur putri wulandari7 September 2013 pukul 05.08

    makasih ya kak , pr aku jadi udah selesai ^*^ ......

    BalasHapus
  3. makasih ka bermanfaat banget ini :)

    BalasHapus
  4. matur suwun ..
    saget nggae garap PR :)

    BalasHapus
  5. makasih infonya mbak... memudahkan saya mengerjakan tugas dari guru :)

    BalasHapus
  6. kalo di buat kaya sebuah kalimat runtut gmana ?

    BalasHapus
  7. wah kakak baik banget..makasih ya udah baik banget ke kita...makasih banget kak...tugasnya selesai juga nihh

    BalasHapus
  8. makasih ye ka dengan semua jawaban nye . jadi selesaai deh tugas nye

    BalasHapus
  9. terima kasih kak... alhamdulillah makalah'nya sangat bermanfaat :)

    BalasHapus