PERGESERAN
MAKNA KATA
UNTUK
MELENGKAPI TUGAS MATA KULIAH
Semantik Bahasa Indonesia
yang
dibina oleh Bapak Dr. Sunaryo,
S.H., M.Pd.
oleh
Indah
Kurniasari
(110211413055)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SASTRA INDONESIA
November 2012
PENYEBAB PERGESERAN MAKNA
Dilihat
dari prespektif sosiologi, masyarakat secara perlahan atau cepat selalu
mengalami perubahan seiring dengan perubahan jaman. Akselerasi perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi, memberikan andil
yang cukup besar dalam mengubah tatanan kehidupan masyarakat. Perkembangan
masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan serta perkembangan teknologi
mempunyai hubungan kausalitas. Melalui kreatifitas manusia, ilmu pengetahuan dan
teknologi selalu berkembang, dan melalui perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi ini pula masyarakat juga berkembang.
Perkembangan
yang terjadi dalam masyarakat akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi bermuara pada perubahan atau perkembangan cara pandang masyarakat
terhadap berbagai fenomena yang ada. Di antara implikasi yang muncul akibat
perubahan cara pandang ini adalah perubahan budaya. Hal ini beralasan mengingat
budaya itu sendiri merupakan wujud dari produk cipta, karsa, dan rasa manusia.
Salah
satu wujud dari perubahan pada ranah budaya adalah perubahan yang terjadi pada
tindak berbahasa. Pandangan yang sama dikemukakan oleh Pateda (2001), bahwa
bahasa berkembang terus sesuai dengan perkembangan pemikiran pemakai bahasa.
Dengan ungkapan lain, karena pemikiran manusia berkembang, maka pemakaian kata
dan kalimat berkembang pula atau berubah. Perkembangan atau perubahan yang
dimaksud bukan saja pada aspek bentuknya (form), melainkan juga pada aspek
maknanya (meaning).
Perubahan
makna ini memperoleh perhatian dari para linguis sekitar awal abad ke 19
tatkala semasiologi pertama kali memperoleh perhatian dari para linguis Jerman.
Selanjutnya semasiologi ini juga berkembang di Perancis melalui para ahli
sosiologi bahasa, dan pada saat itu pula mereka berupaya menempatkan berbagai
perubahan yang terjadi pada makna bahasa dan membuat katagori atas dasar
wilayah (daerah). Di antara butir penting yang memperoleh perhatian dari mereka
adalah kajian tentang objek perubahan makna, gambaran perubahan makna,
sebag-sebab perubahan makna, dan berbagai faktor yang menyebabkan suatu kata
itu tetap hidup (digunakan oleh penuturnya) dan suatu kata itu tidak digunakan
lagi oleh penuturnya (mati). Dalam hal ini, Cohen dalam bukunya The Diversity
of Meaning mengemukakan suatu pertanyaan, Apakah makna itu berubah? Pertanyaan
ini dijawab sendiri olehnya, bahwa karena perkembangan bahasa seiring dengan
perkembangan jaman, maka kata itu sendiri akan mendapatkan makna lain (Umar,
1982).
Menurut Aminuddin (2011:131) pergeseran
atau perubahan makna disebabkan karena berikut:
1.
Akibat ciri dasar dasar yang dimiliki oleh unsur internal
bahasa. Makna kata selain dapat memiliki hubungan yang erat dengan kata
lainnya, juga bisa tumpang tindih.
2.
Akibat adanya proses gramatik. Kata ibu misalnya, akibat mengalami relasi gramatik dengan kota, akhirnya tidak lagi menunjuk pada
“wanita”, tetapi pada tempat atau daerah.
3.
Sifat generik kata. Kata-kata dalam suatu bentuk
kebahasaan, maknanya umumnya tidak pernah eksak dan sering kali bersifat
lentur. Akibat adanya kekaburan dan kelunturan itu, sering kali makna kata
mengalami pergeseran dari makna awalnya.
4.
Akibat adanya spesifikasi ataupun spesialisasi. Misalnya
pada kata ranah, butir, semuanya
mengacu pada “wilayah” dan “satuan benda”. Kedua kata tersebut ternyata telah
mengalami kekhususan pemakaian sehingga ranah
diberi kesejajaran makna dengan “domain”.
5.
Akibat unsur kesejarahan. Unsur sejarah yang menjadi
latar penyebab pergeseran, perkembangan, dan perbahan makna dalam hal ini dapat
berkaitan dengan dengan pelajaran bahasa itu sendiri dari suati generasi ke
generasi berikutnya, perkembangan konsep ilmu pengetahuan, kebijakan institusi,
serta perkembangan ide dan objek yang dimaknai.
6.
Faktor emotif. Unsur emotif yang menyebabkan pergeseran
makna terutama ditandai oleh adanya asosiasi, analogi, maupun perbandingan
dalam pemakaian bentuk kebahasaan. Terdapatnya asosiasi, analogi, dan
perbandingan salah satunya menyebabkan kehadiran bentuk metaforis, baik secara
antromorfis (penataan relasi kata yang seharusnya khusus untuk fitur manusia,
tetapi dihubungkan dengan benda-benda tak bernyawa), perbandingan binatang,
maupun sineastesis.
7.
Tabu bahasa. Penyebab pergeseran makna dapat pula dilatari
unsur tabu bahasa yang dibedakan antara tabu karena rasa hormat dan takut
dengan tabu penghalus. Tabu bahasa lebih lanjut juga berhubungan dengan
eufimisme.
MACAM-MACAM PERGESERAN MAKNA
1. Generalisasi (Perluasan Makna)
Perluasan makna adalah suatu
bentuk kebahasaan yang mengalami berbagai penambahan makna yang keseluruhannya
digunakan secara umum. Perubahan makna dari yang lebih khusus atau sempit ke
yang lebih umum atau luas. Cakupan makna baru tersebut lebih luas daripada
makna lama.
Contoh:
No.
|
Kata
|
Makna
Sebelum Mengalami Perluasan
|
Makna
Sesudah Mengalami Perluasan
|
1.
|
Menarik
|
berkaitan
dengan tali
|
“cantik”,
“cakap”, “ganteng”, “menyenangkan”, dan “menjadikan anggota”
|
2.
|
bapak,
ibu, saudara
|
hubungan
kekerabatan
|
“bapak”
ditujukan untuk laki-laki yang mulai tua, dan “ibu” dihubungkan dengan orang
perempuan yang mulai tua, sedangkan “saudara” untuk menyapa orang yang sebaya
|
3.
|
Kepala
|
Anggota
tubuh atau badan
|
Orang yang
memiliki jabatan tinggi
|
4.
|
Kemudi
|
Berhubungan
dengan penyeimbang alat transportasi
|
Mengendalikan
|
5.
|
Jalan-jalan
|
Jalan raya
|
Berlibur,
berkunjung
|
6.
|
Kandungan
|
Berhubungan
dengan bayi
|
Isi, hal
yang berada di dalam~
|
7.
|
Jurusan
|
Tujuan
perjalanan
|
Spesialisasi
atau bagian disiplin ilmu yang ditekuni
|
8.
|
Benih
|
Bibit yang
akan ditanam di lahan pertanian
|
Cikal
bakal, awal suatu kejadian.
|
Contoh pemakaian
kata yang mengalami generalisasi
a.
Kepribadian anak itu cukup menarik dari segala sudut pandang.
b.
Bapak dan Ibu guru kemarin menghadiri upacara
Hari Guru Nasional.
c.
Anak muda itulah yang memegang kemudi perusahaan ini.
d.
Minggu depan keluarga Basuki akan jalan-jalan ke Hongkong.
e.
Buah delima memiliki kandungan
antioksidan yang cukup tinggi.
f.
Sesungguhnya ia tidak ingin masuk ke Jurusan Sastra Indonesia.
g.
Saraswatilah yang menjadi benih pertikaian di keluarga Santoso.
2. Spesifikasi (Penyempitan Makna)
Penyempitan makna adalah makna
suatu kata semakin memiliki spesifikasi ataupun spesialisasi. Perubahan makna
dari yang lebih umum atau luas ke yang lebih khusus atau sempit. Cakupan baru/
sekarang lebih sempit daripada makna lama (semula).
Menurut pandapat Stokleir,
perubahan makna (termasuk pembatasan makna) melewati tiga tahapan, yakni: (a)
pengaruh konteks terhadap makna khusus; (b) penggunaan kata baru di dalam kombinasinya
yang bebas; (c) hubungan makna sekarang dengan makna yang lebih dahulu ada.
Dalam proses perkembangan sebuah bahasa, kadang-kadang terjadi penambahan,
pengurangan, bahkan kadang-kadang terjadi penghilangan sama sekali. Di bidang
makna terjadi perubahan makna, baik yang menyangkut pembatasan, perluasan,
kekaburan, atau berubah sama sekali. Jelas di sini peranan pemakai bahasa
sangat menentukan.
Contoh:
No.
|
Kata
|
Makna
Sebelum Mengalami Penyempitan
|
Makna
Sesudah Mengalami Penyempitan
|
1.
|
Sastra
|
Dalam bahasa
Sansekerta memiliki makna yang luas
|
Dikaitkan
dengan karangan yang bernilai keindahan atau mengunggah perasaan
|
2.
|
Skripsi
|
Tulisan
tangan
|
Tulisan
mahasiswa yang disusun sebagai persyaratan menempuh ujian untuk memperoleh
gelar S1
|
3.
|
Guru
|
Pembimbing
rohani, pengajar silat
|
Pengajar
di sekolah
|
4.
|
Sarjana
|
Cendekiawan
|
Lulusan
perguruan tinggi
|
5.
|
Pendeta
|
Orang yang
berilmu
|
Pembimbing
rohani agama Kristen
|
6.
|
Madrasah
|
Sekolah
|
Sekolah
berbasis Islam
|
7.
|
Pembantu
|
Orang yang
membantu
|
Pesuruh,
orang yang dipekerjakan untuk membantu
|
Contoh pemakaian
kata yang mengalami spesialisasi
a.
Karya sastra
merupakan media penyalur aspirasi, perasaan pengarangnya.
b.
Sayangnya dia tidak lulus ujian skripsi.
c.
Guru adalah orang tua
murid saat berada di sekolah.
d.
Tidak terduga, juragan bubur itu sarjana perternakan.
e.
Pagi-pagi itu Antonio pergi menemui pendeta di gereja.
f.
Madrasah Tsanawiyah setara
dengan SMP.
g.
Walaupun ibunya seorang pembantu, tetapi Arman bisa menjadi pengusaha.
3. Ameliorasi (Peninggian Makna)
Ameliorasi atau peninggian
makna adalah suatu kata memiliki makna yang memiliki nilai atau konotasi lebih
baik dari makna sebelumnya. Perubahan makna yang mengakibatkan makna yang baru
dirasakan lebih tingg/ hormat/ halus/ baik nilainya daripada makna lama.
Dalam kehidupan sehari-hari,
sering didapati bahwa makna kata tetap dipertahankan meskipun lambangnya
diganti. Maksud pergantian lambang tersebut, yakni igin melemahkan makna, agar
orang yang dikenai kegiatan tidak tersinggung. Dengan jalan melemahakan makna,
kadang-kadang orang tidak akan merasa bahwa sesuatu tindakan terlalu berat.
Terjadinya peninggian makna
atau penghalusan makna kata diadakan karena pertimbangan berikut: (a)
pretimbangan psikologis, maksudnya agar orang tidak tersinggung perasaanya,
orang tidak merasa tertekan secara psikologis; (b) pertimbangan secara politis,
maksudnya agar masyarakat tidak sampai terganggu ketentramanya, mengganggu
keamanan; (c) pertimbangan sosiologis, maksudnya agar masyarakat tidak resah;
(d) pertimbangan religius, maksudnya orang yang dikenai kata tidak akan
tertekan imannya; dan (e) pertimbangan kemanusiaan, manusia mempunyai hak yang
disebut hak-hak asasi manusia, yang antara lain menyangkut martabat dan
kehormatan pribadi, dan bahwa manusia yang satu dengan yang lain memiliki hak
yang sama.
Contoh:
No.
|
Kata
|
Kata
Sesudah Mengalami Peninggian
|
Makna kata
|
1.
|
Bui,
penjara, tutupan
|
Lembaga
pemasyarakatan
|
Tempat
untuk menahan terpidana setelah melalui proses persidangan
|
2.
|
Dipecat,
diberhentikan, dipensiunkan
|
Di PHK
(Pemutusan Hubungan Kerja)
|
Tidak
dipekerjakan lagi secara paksa
|
3.
|
Tuli
|
Tunarungu
|
Tidak
dapat mendengar
|
4.
|
Pelacur,
PSK, WTS
|
Kupu-kupu
malam
|
Perempuan
yang bekerja sebagai penghibur
|
5.
|
Kakus,
jamban, kamar kecil, WC
|
Toilet
|
Tempat
buang hajat
|
6.
|
Orang yang
sudah tua
|
Manula
(manusia usia lanjut)
|
Orang yang
umurnya sudah banyak (berumur)
|
7.
|
Pelayan
toko
|
Pramuniaga
|
Orang yang
melayani pembeli di toko
|
8.
|
Korupsi,
pungli, sogok menyogok
|
Komersialisasi
jabatan, menyalahgunakan wewenang, melaksanakan penyimpangan
|
Melakukan
tindak kejahatan keuangan negara.
|
Contoh kalimat yang
menggunakan ameliorasi
a.
Ayahnya baru saja keluar dari Lembaga Pemasyarakatan Cibinong.
b.
Hanya karena kesalahan kecil ia di-PHK perusahaannya.
c.
Dia cantik, tapi sungguh kasihan harus menderita tunarungu.
d.
Untuk menghidupi kedua anaknya, ia terpaksa menjadi kupu-kupu malam.
e.
Sepulang dari sekolah ia bergegas menuju toilet.
f.
Kota kecil itu banyak yang manula.
g.
Departement Store sebesar itu memiliki pramuniaga yang kurang sopan.
h.
Ayahnya ditangkap KPK karena komerialisasi jabatan setahun lalu.
4. Peyorasi (Penurunan Makna Kata)
Peyorasi atau penurunan makna
kata adalah apabila suatu kata akhirnya dianggap memiliki nilai rendah atau
konotasi negatif. Perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih
rendah/ kurang baik/ kurang menyenangkan nilainya daripada makna lama.
Setelah dilakukan analisis dari
berbagai sumber, banyak yang mencantumkan contoh peyoratif yang tidak tepat.
Peyorasi perubahan makna, yang tadinya halus berubah menjadi kasar. Misalnya
saja pada headline sebuah berita KPK Seret Angelina Sondakh ke Pengadilan, makna
kata seret dalam kalimat tersebut dirasakan kurang sopan, melakukan penangkapan
secara paksa dirasa lebih halus. Tujuan peyorasi dalam headline sebuh nerita
tersebut untuk menyulut emotif pembaca.
Kalimat Presiden Soeharto dilengserkan
oleh mahasiswa, kalimat trsebut mengalami peyoratif. Kata dilengserkan
sejalan dengan makna diberhentikan masa pemerintahannya secara paksa. Makna
dilengserkan dianggap kurang sopan.
5. Sinestesia (Pertukaran Makna)
Sinestesia ialah perubahan
makna akibat pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda dari indera
penglihatan ke indera pendengar, dari indera perasa ke indera pendengar, dan
sebagainya.
Contoh:
a.
Suara penyanyi Erni Johan sampai
saat ini masih empuk.
Kata empuk sebenarnya
yang merasakan adalah indra peraba (kulit) dengan makna lunak atau tidak keras. Akan
tetapi, pada kalimat tersebut kata empuk yang merasakan adalah indra pendengar(
telinga) dengan makna merdu.
b.
Pidatonya hambar.
Kata hambar sebenarnya yang merasakan
adalah indra pengecap (lidah) dengan makna tawar atau tidak ada rasanya. Kata hambar
dalam kalimat tersebut yang merasakan indra pendengar (telinga) dengan makna
monoton atau kurang menggairahkan.
c.
Model bajunya
manis.
Kata
manis sebenarnya yang merasakan adalah indra pengecap (lidah) dengan makna legi
atau rasa seperti rasa gula. Dalam kalimat tersebut kata manis yang menangkap
adalah indra penglihatan (mata) dengan makna menarik.
d.
Permen itu ramai
rasanya.
Kata
ramai sebenarnya yang merasakan adalah indra pendengaran dengan makna riuh
rendah,meriah, orang banyak. Akan tetapi, dalam kalimat tersebut kata ramai
yang merasakan adalah indra pengecap dengan makna bermacam-macam.
6. Asosiatif (Persamaan Makna)
Perubahan makna kata yang
terjadi karena persamaan sifat. Pada hakikatnya asosiasi desebabkan oleh adanya
perubahan pengguna dalam lingkungan masyarakat bahasa.
Misalnya saja Pemuda itu hanya menjadi benalu di rumah kakaknya (benalu
diasosiasikan dengan pengganggu atau pengacau). Berbeda dengan kalimat Ayah membersihkan benalu yang menempel di pohon mangga depan rumah kami (benalu yang dimaksud adalah tanaman
parasit/tanaman pengganggu)
Contoh yang lain terdapat pada
kata “amplop”, amplop pada dasarnya adalah bungkus surat, seiring adanya
perubahan lingkungan pemakaian kata “amplop” dapat diasosiasikan dengan uang
suap.
Tersedia dalam bentuk PDF.
Silahkan Klik DI SINI :)
Terima Kasih atas kunjungan Anda.
Terima Kasih atas kunjungan Anda.
Semoga bermanfaat. :)
makasih ya kak:) bermanfaat nih^^
BalasHapusmakasih ya kak , pr aku jadi udah selesai ^*^ ......
BalasHapusmakasih ka bermanfaat banget ini :)
BalasHapussama-sama
BalasHapusmatur suwun ..
BalasHapussaget nggae garap PR :)
makasih infonya mbak... memudahkan saya mengerjakan tugas dari guru :)
BalasHapuskalo di buat kaya sebuah kalimat runtut gmana ?
BalasHapuswah kakak baik banget..makasih ya udah baik banget ke kita...makasih banget kak...tugasnya selesai juga nihh
BalasHapusMantap...
BalasHapusmakasih ye ka dengan semua jawaban nye . jadi selesaai deh tugas nye
BalasHapusterima kasih kak... alhamdulillah makalah'nya sangat bermanfaat :)
BalasHapus